Jumat, 31 Juli 2015

Kasus Dwelling Time Itu Masalah Klasik

www.twinpoker88.com


JAKARTA - Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Wahyu Hidayat mengungkapkan bahwa masalah waktu bongkar muat peti kemas atau dwelling time ekspor-impor di sebuah pelabuhan merupakan masalah klasik, termasuk di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Ini masalah dwelling time dari dulu, lama penumpukkan barang sampai berhari-hari untuk barang itu keluar. Persoalan hanya pada waktu pertama di bongkar muat barang," tuturnya dalam Diskusi Polemik 'Ngeri-Ngeri Sedap  Dwelling Time  ' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (1/8/2015).
Menurut Wahyu yang memang punya pengalaman menjadi kepala otoritas di tiga pelabuhan ini mengatakan agar harus ada ketegasan dari pihak-pihak terkait bahwa pelabuhan itu harus dijadikan tempat bongkar muat barang bukan justru tempat penumpukan barang.
"Pelabuhan harus jadi tempat bongkar muat barang, bukan penumpukan barang. Di pelabuhan harus ada ketegasan, sampai kapan boleh penumpukan barang," ujarnya.
Untuk itu, dirinya menyarankan agar ada sebuah sistem yang dibangun dalam bongkar muat di pelabuhan. Bahkan, dia sudah memiliki sebuah konsep yang bisa dijalankan di pelabuhan dan akan dipaparkan kepada pejabat-pejabat yang terkait dalam masalah dwelling time ini.
"Jadi waktu saya jadi kepala otoritas pelabuhan kalau di Priok saya minta bisa memonitor dari HP, memang ini hanya insidentil. Tapi kan gak bisa gitu, harus ada sistem yang dibangun," tukas Wahyu

Share:

0 komentar:

Posting Komentar