Jumat, 04 September 2015

Makin melemah rupian makin banyak penganguran di indonesia

Tubuh Koordinasi Penanaman modal( Badan Koordinasi Pananaman Modal) menggelar jumpa dgn Asoasiais Pertekstilan Indonesia (API) kepada hri ini.

Kepala Badan Koordinasi Pananaman Modal Franky Sibarani menyebut, jumpa ini membahas masalah-masalah yg dihadapi oleh industi tekstil dalam negara yg serta terkait bersama investasi. Salah satunya yakni penurunan pangsa pasar domestik.

"Dalam jumpa bersama API terungkap bahwa permasalahan yg di sampaikan oleh kalangan industri tekstil lebih tidak sedikit dihadapi oleh industri yg mempunyai pangsa pasar domestik," ujarnya dalam keterangan terdaftar di Jakarta, Kamis (3/9/2015).

Berdasarkan penjelasan API, lanjut Franky, pelambatan pertumbuhan ekonomi yg tengah dihadapi Indonesia menyebabkan penurunan daya beli, maka warga lebih memprioritaskan utk membeli kepentingan primer, di bandingkan membeli keperluan sekunder, termasuk juga tekstil.

Lebih buruknya lagi, pasar tekstil domestik serta makin tertekan dgn maraknya product tanpa izin yg membanjiri pasaran.
Bahkan, akibat dari tekanan pasar domestik ini, menurut data API, jumlah pabrik di pusat industri tekstil Mohamad Toha, Bandung mengalami penurunan dari pada awal mulanya 42 pabrik yg beroperasi, sekarang ini cuma menyisakan 26 pabrik.

"Sementara buat industri tekstil yg berorientasi ekspor relatif tak menghadapi permasalahan, kecuali utk meningkatkan daya saing ekspor lewat kebijakan perdagangan bebas khususnya dgn Uni Eropa & Turki," tandasnya.(Dny/Ndw)
Share:

7 komentar: